Jumat, 24 Maret 2017

The Perks of Being An Amateur Writer



Hello!

What's up?

Terakhir kali gue ngetik di sini, gue bahas soal kehidupan gue yang lagi mendayu-dayu sedihnya. Sebenarnya gue malu, sih. It really sucks to remember the past.
Tapi ya udahlah ya!

Hari ini gue kembali, membawa kabar baru dari gue---walau gue tau entah siapa yang akan baca tulisan gue ini, entah berapa orang, entah dari mana aja, entahlah-- yang penting biarkan gue bercerita tentang hari-hari dan kesibukan gue belakangan ini.

So, here's the thing.

Gue pernah tulis (kalo gak salah) di postingan pertama yang tentang perkenalan itu lho, kalo gue suka menulis. Eh, ada ngga? Gue tulis apa ngga ya? Ah bodo deh. Pokoknya gue suka nulis, guys.
Selama bertahun-tahun (ini bener lho) gue udah coba nulis cerita abal-abal yang nggak pernah selesai kisahnya.

Setelah melalui beberapa rintangan, gue akhirnya coba merancang satu cerita ini---yang gue usahain akan terbit saat gue dewasa nanti hahaha, dan coba nulis dari sekarang.

Gue gak bisa nulis semuanya di sini sekarang, jadi gue akan kasih cuplikannya aja. Apa ya istilahnya? Teaser! Iya, teasernya aja.

Tenang aja guys, nanti kalo ada kesempatan, gue akan edit postingan gue ini dan gue ceritain deh semuanya!

Check out this cool picture, guys!

(ceritanya itu adalah kedua tokoh utama dalam cerita ini, hehe. gue edit sendiri!)



NAH, sekian dulu ya guys!

GUE PAMIT.

See you when i see you!


can not be here for a moment,

valey

Rabu, 23 Desember 2015

i'm dying inside.


Hai, semuanya.

Senang bisa menulis di sini lagi.

Singkat cerita, setelah post terakhir gue, gue dapat masuk ke SMA yang gue banggakan. SMA Negeri 1 Kota-----. Gue amat senang, tapi lumayan sedih karena harus pisah dengan teman-teman yang gue sayangi.

Okay, well, let's change the topic.

Dalam hidup, akan ada masanya dimana kita bahagia. Bahagia, senang, gembira atas segala sesuatu yang mengisi hidup kita. Seakan kita tak mau kehilangan secuilpun momen bahagia itu.

Kebalikannya, akan ada pula momen dimana kita terpuruk. Masa-masa kelam yang menekan batin dan pikiran kita. Dimana kita butuh pertolongan untuk menghadapi masa ini. Seakan kita tak ingin mengingat dan tak ingin secuilpun momen ini terjadi lagi.

Dan, here i am, menghadapi masa kelam gue, yang entah keberapa.

Hari ini, gue sedang mengawali liburan semester ganjil gue dengan membuka LINE dan menggulir newsfeed. Gue sedang berantem dengan salah satu teman gue, dan gue lelah. Dan karena gue malas bertele-tele lagi, gue menemukan salah satu post dari akun Sarcasm Only yang benar-benar ngena, like ngena banget ke gue.


Yap, itu.

Gue gak tahu kenapa waktu pertama kali gue baca itu post, gue cuma bengong. Bukan, bukan karena gue kagak tahu artinya. Tapi karena gue ngerasa...ngena. Well, harus gue akui, gue gak tahu maknanya. MAKNA. Maksudnya gue gak ngerti, "worth it" dalam hal apa? Begitu pertanyaan dalam pikiran gue. Tapi anehnya, kok gue merasa ngena dan jleb banget padahal gue gak ngerti makna quotes itu.

Gak mau ambil pusing, gue bergegas browsing Google dangan keyword yang sama, 'Realize that some people aren't worth it anymore'.

Di sana gue banyak menemukan post gambar-gambar quotes, dan gue menemukan salah satu website yang memuat penjelasan mengenai itu dengan jelas. Dan lengkap.

Gue bukalah website yang bernama thoughtcatalog.com itu. Post ini ditulis oleh Mica Trinidad, dengan judul post, "Some People Just Aren't Worth It Anymore".

Berikut isi post-nya.

"I can honestly say I am a nice and genuine person. I’m a people pleaser, which is one of the biggest mistakes of my life. I didn’t realize my importance and self-worth until one day; I woke up and said to myself, “Some people just aren’t worth it anymore.” I’m sick and tired of getting up every day living my life for other people.

I helped people who didn’t deserve my help. I tolerated people who didn’t deserve my patience. I listened to people who didn’t deserve my attention. I shared what I had to people who didn’t deserve to receive anything from me. I put up with all of this shit just to keep my so-called-friends in my life a bit longer. I’ve always thought to myself, “Be the bigger person.” I’d always say it’s okay if they’re not nice to you, as long as you’re nice to them because that’s who you really are.

I have been used, neglected, and left behind many times before. I know some of us are blinded by our own problems and issues we don’t see that they only come to us when they need something from us, but I knew it. And I still played along to their silly games. I did it because at the time, I thought I needed them more than they needed me. I felt dependent on other people. I felt like they were responsible for my happiness. So I was afraid of losing the people who mattered. I was afraid to let go of the people who I thought I couldn’t live without.

I became an illusion. I became what everyone wanted to see from me. I tried to live up to every expectation they had for me. I tried to be perfect. I tried to be what they wanted. I tried so hard to be someone they needed. But every time I tried, I ended up feeling shittier about myself. It was wrong. Everything was wrong.

Suddenly I realized I really wasn’t happy. I asked myself, “Why am I the only one trying?” and “Why I am the only one who has to adjust to others?” and “Why can’t they do the same for me?” I realized if I expected everyone to have the same heart as mine, I would end up disappointed. I realized why I did all those things in the first place despite of me being miserable. I wanted to belong. I wanted to fit in. I wanted to be wanted and needed. I wanted everyone to like me. I lived for other people.

It’s about time I thought about myself. I am capable of living my life without other people trying to drag me down. I am capable of making my own decisions despite what other think. I learned that it’s okay not to be okay. It’s about time I stood up for myself. I don’t have to depend on other people to decide on my happiness. I am capable of being happy just by being content with myself. I have the strength and courage to finally get what I want. I don’t mean to say that from now on, I’m a selfish person. What I’m saying is, you also have to think of yourself.

We all have a right to choose what’s best for us. For years I’ve been bottling up every bit of emotion I had in me. But the bottle’s got to pop someday. And finally, it did. It’s time I let go of all the negativity in my life. It’s time I let go of the people who bring me pain and sadness. It’s time I trust myself with my own happiness instead of depending it on others. It’s time I finally speak out. So fuck everyone who ever made me feel the way I did before. They’re not worth it.

Sometimes you’ve just got to know the people worth fighting for, living for, and dying for. I choose the people in my life. I’m free to choose what I want to do. It’s time I let go of the days I felt afraid, worthless, and unimportant. It’s time I finally live for myself because I know my life is worth living."


Post ini...post ini bener-bener ngena buat gue. Seakan post ini adalah curahan hati gue. Penuh emosi. Apa yang gue ingin utarakan ada di sini...Semuanya..ada.

Waktu gue pertama baca post ini, gue cuma diam dan terus baca. Seakan gue terus-terusan ngangguk-ngangguk sambil baca, "Hmm iya, bener, ini gue banget."
Dude, hati gue mencelos.

It's exactly what i feel!!

Gue merasa ada orang-orang yang hanya datang ke gue hanya di saat mereka butuh. Tapi, ketika gue butuh mereka, mereka gak ada. Gue merasa gue sudah banyak berjuang, sampai pada titik lelah, untuk menyenangkan seseorang. Tapi, dia bahkan gak bisa menilai gue dengan baik. Seakan hanya gue yang berjuang. Seakan yang gue lakuin selama ini untuk dia hanya bayangan. Seakan gue invisible.

Gue selalu takut dipandang yang nggak-nggak oleh orang-orang. Gue harus menjadi baik di depan mereka. Pandangan tentang, "Gak apa mereka gak baik sama gue. Yang penting gue tetep baik sama mereka."

Pandangan itu...ada benarnya. Tapi, sakit..

Sakit ketika kita nggak dianggap.

Persis seperti apa yang gue rasain sekarang..karena sahabat gue. Sahabat gue yang sepertinya akan pergi dari hidup gue.

Gue tau..gue yang salah. Gue udah minta maaf.

Gue udah berjuang, untuk membuat hati dia senang lagi. Mau jadi sahabat gue lagi.

Tapi nyatanya, gue gak pernah ngerti jalan pikirannya. Dia seakan menjauh, membiarkan gue berjuang sendirian.

Kalau udah seperti ini, gue cuma bisa mengakhiri perjuangan gue dengan pilu. Dengan berkata, "Yaudahlah. Emang masanya yang udah abis," Sambil tersenyum. Menutupi apa yang gue rasain.

Rasa lelah gue terbayar dengan rasa kecewa.

it's the worst feeling ever, guys.

Bahkan menangispun rasanya gak ada guna. Lo terlalu lelah buat menangis.
.
.
.
Begitulah, gue jadi curcol begini..

Itu arti sebenarnya dari kutipan "Some People Just Aren't Worth It Anymore".

Gue tau gue lagi terpuruk, dan gue tetap berusaha ikuti saran yang ada di post yang dibuat oleh Mica Trinidad tersebut, yaitu, lo hanya perlu jadi diri lo sendiri. Mungkin sekarang lo lagi kecewa. Tapi besok, akan tiba saatnya lo bahagia, menjadi diri lo sendiri, tanpa gangguan apapun. Mau saat lo kecewa atau saat bahagia itu tiba, hanya perlu satu kunci, "Percaya pada diri sendiri."

Doakan gue, semoga semua masalah gue bisa terselesaikan dengan baik, ya!

Gue akan berusaha mengatasi masalah ini.

Regards,

     valey

Sabtu, 09 Mei 2015

Sekolah Negeri or Sekolah Asrama?



Hai Guys!

Hari minggu, hari yang pas buat mager-mageran. Gue sendiri di depan laptop dan gue mager.

Kemaren, ada pengumuman seleksi SNMPTN yang pasti bikin deg-degan. Bagi kakak-kakak yang lulus SNMPTN, selamat ya! Dan bagi yang ngga lulus, jangan sedih. Masih ada kesempatan kok! *sotoy* *abaikan*

Kemaren juga, ada pengumuman seleksi yang melibatkan gue. Bukan, bukan SNMPTN! Gue masih kelas 9! Eh apaan sih, lanjut deh ya. Jadi, kemaren ada pengumuman seleksi administrasi dari SMA yang gue pilih. Dan, alhamdulillah, gue lulus:)

Tapi, ada yang mengganjal hati gue.

SMA tadi itu, jujur bukan SMA yang gue pingin pilih. SMA tadi, merupakan SMA yang bersistem asrama. Segala peraturannya ketat banget, disiplinnya juga. Pokoknya di sana parah deh. Tapi, SMA itu jadi salah satu SMA favorit di provinsi gue.

Letak SMA Asrama -anggap aja namanya itu- itu di luar kota gue. Gak jauh sih, dari rumah gue. Tapi, cukup bikin jenuh karena di sana itu masih banyak hutan lebat dan rada sepi gitu. Jalanannya pun jalan lintas. Dan, gedung SMA Asrama itu benar-benar tua. Untungnya sih, masih dirawat dengan baik. Luas tanahnya nyampe 12 Hektar, termasuk komp. perumahan guru juga di situ.

Di sana, kita bakal dituntut buat disiplin. Jam empat subuh, kita wajib bangun. Setelah bangun, sholat subuh berjemaah di masjid. Setelah itu, olahraga pagi bentar. Terus, siap-siap untuk sekolah. Dan, kita harus beresin kasur, lemari dll setiap pagi. Kita wajib keluar dari asrama jam 06.00, dan sarapan di ruang makan. Kalau ngga, yaudah dikunci di asrama dan terima hukuman. Sarapannya pun diatur. Satu meja makan, ga boleh lebih dari 5. Dan jam makannya ditentuin kapan selesenya. Kalau kita telat ke ruang makan, dan yang lain pada selese, yaudah kita kelaparan gaboleh makan lagi.

Kalau jalan di sana, mesti rapi dan tertib. Jalan ke kantin aja misalnya, mesti deret tiga, atau dua. Gaboleh sekali deret lima gitu. Misalnya mau ke kantin berlima ya nih, dua orang jalan di depan, tiga orang di belakang. Buset emang, padahal itu jalannya lebar. Seragamnya lain lagi. Mesti rapiii banget. Ikat pinggang aja, mesti dijaga banget supaya warnanya ga pudar dan ga karatan. Pulang ke rumah 'kan 2 minggu sekali. Nah kalau mau pergi-pergi bareng, mesti make baju khas mereka, baju pesiar. Bayangin aja, lo pergi jalan-jalan ke mall bareng temen lo, pake seragam lengkap. Gimana coba?!

Siswa-siswi nya emang rada cakep, sih. Yang cewek mesti rambut pendek se leher, atau pake jilbab (rambut mesti pendek juga). Yang cowok, rambut kaya' tentara gitu deh. Postur tubuh siswa di sana tuh ya, emang keren banget. Tinggi, tegap, dan ber otot. Bahkan, kalian yang awalnya gak ganteng, bisa berubah lebih dari ganteng (tepatnya cool) kalau di sana. Katanya, siswa tuh bakal dididik supaya punya badan bagus. Push up, sit up, skipping, gym, dan olahraga lain dengan rutin, bisa bikin tubuh siswa wow banget. Di sana juga banyak ekskul yang bervariasi, kaya' basket, badminton, futsal, pramuka, renang, banyak lah.

Gue tau itu semua, karena SMP gue, dua minggu lalu ngadain kunjungan ke SMA Asrama itu. Dan habis dari sana, tanggapan mereka bervariasi. Ada yang semakin pengen masuk sana, dan ada yang langsung lemes. Temen-temen gue mengambil kesimpulan, "Disiplinnya ga nahan banget. Gue kayaknya gak sanggup deh. Di sini kita terlalu dikekang. Gimana kalo nanti gue kangen mak?"

Dan, semenjak itu, sebagian temen-temen gue nyerah dan mundur, bahkan gak semangat untuk masuk sana. Kalau lo tanya, kenapa kita santai-santai aja mau pilih SMA ini-itu, jawabannya adalah: SMA Asrama letaknya di luar kota dan gak make peraturan kota. Sedangkan peraturan kota, PPDB SMA itu sistemnya pake NA (Nilai akhir gabungan NEM sama nilai sekolah). Jadi, mereka lebih milih nunggu hasil akhir, daripada ikut tes masuk SMA Asrama.

Gue, jujur, pengen masuk salah satu SMA favorit di provinsi gue, SMAN 1 Kota -sensor deh ya:p-. Yap, letaknya di kota dan itu sekolah impian banget. Bukannya gue sombong, SMP gue termasuk sekolah favorit di provinsi, dan banyak alumni-nya masuk sini. Dan, banyak juga yang masuk SMA Asrama tadi.

Keinginan gue menguat, karena mulai dari Abang gue -udah lulus- dan kakak gue -kelas X- sekolah di sana juga. Ayolah, SIAPA SIH YANG NGGAK PENGEN MASUK SMA FAVORIT SE-PROVINSI? SIAPA YANG GAK PENGEN NERUSIN JEJAK KELUARGA?

Di SMAN 1 itu ya, aduh, pokoknya BAGUS BANGET. KEREN BANGET. IMPIAN BANGET. LOPE BANGET. Mimpi gue, dari dulu, emang untuk bisa masuk ke sana. Fasilitasnya gak kalah dari SMA Asrama, dan siswa-siswinya GAUL. Pokoknya, overall, itu SMA the best!

Tapi ya, gue mesti jalanin tes masuk SMA Asrama dulu, sih. Walaupun hati gue gak di sana *bahasa gue apabanget*. Kalau masuk, alhamdulillah. Masuk, gak masuk, gue tetap akan daftar di SMAN 1 juga. Enak kan yaaa? hehe:p

Pokoknya gue berdoa dan berdoa, semoga nilai UN gue dan nilai sekolah (atau NA) gue tinggi. Karena untuk masuk SMANSA, Nilai Akhir gue mesti 36, dengan rata-rata 9.

Doain gue ya, teman, supaya NA gue di atas 36. Amiiiin.

Sekian dulu sepertinyaa. Maaf gue curcol dan bacot ya!

Menurut kalian bagaimana? Bagusan sekolah asrama, atau sekolah negeri? Silahkan berpendapat:)


Cheers,


Valey








Salam Kenal!





HELLO GUYS!

Kenalin, gue Vale.

Gue siswi di salah satu SMP yang pastinya di Indonesia ini. (you don't say parah)
Hari ini, gue udah selesai melaksanakan Ujian Nasional, dan digantungin selama sebulan. Tau 'kan artinya apa? Gue mau SMA, dan gue bukan bocah. Jadii, gue harap kalian semua mau temenan sama gue.

Alasan gue bikin blog beginian, sebenarnya masih belum jelas. Gue tau, gue teramat sangat ketinggalan jaman karena baru menekuni dunia blogger -abaikan bahasa gue- saat di tahun 2015 ini.
Gue cuma ingin meng-ekspresi-kan diri lebih bebas. Dengan menulis banyaaak hal di blog ini nanti, gue rasa itu bisa ringanin beban gue.

Nanti mungkin gue bakal banyak curhat, curcol, review something (kalau lagi ga mager), atau bakalan upload cerita-cerita buatan gue. HEHE

Yap, gue amat suka menulis. Awalnya cuma hobi, terus jadi suka, dan iseng-iseng bikin cerita yang abal, tentunya. Itu karena gue belum pernah upload cerita-cerita gue ke publik. Jangankan publik, ke keluarga gue aja belom pernah. Kalau tanya alasannya kenapa, gue jawab: MALU.

Ya iyalah malu, mereka kalo ngeliat gue tekunin sesuatu nyampe serius (gue biasanya susah buat serius) aja udah ceng-cengin ga jelas. Apa banget, deh. Gue cuma pengen nulis iseng, iya 'kan?

Soal musik, gue amat suka pop punk atau pop rock. Band-band seperti; Simple plan, All time low, My Chemical Romance, A Rocket to The Moon, sudah menghiasi playlist lagu gue belakangan ini. Dan kalau pop, gue suka yang semua orang pasti suka, Taylor Swift.

Siapa yang gak suka lagu kece Style dan Blank Space?

Gue juga suka main gitar. Tapi sayang banget, gue gak se-kece Sungha Jung dengan fingerstyle-nya. Atau dengan Depape yang ampun deh, bikin gue gak bosen dengerin lagu One dan Start terus-terusan.

Lah, kok gue malah curcol.

Diliat dari nama gue, kalian semua tau lah 'kan ya gue orangnya gimana. Gue amat simple karena gue benci ribet (ya iyalah-_-). Dan gue juga garing, mageran, agak kaku, pemalu di depan umum, kadang pedean, ceplas-ceplos, ga ada anggun sama sekali. Untungnya, gue jarang baper -bawa perasaan-.

Kesan gue kok pada jelek banget deh?

Intinya itu lah yaa. Tapi gue akan sangat menghargai mereka yang berteman dengan gue. Teman itu berharga. Gue percaya itu. Tapi,

Tentunya ada yang kadang ngerusak arti 'teman' sebenarnya. Mereka yang munafik, muka dua, fake, itu yang bikin arti 'teman' yang sebenarnya jadi lain. Gue juga sudah muak dengan mereka yang gue sebutin tadi.

Gue curcol lagi deh. Ini kan introducing time!

Gue di sekolah punya banyak temen, dan beberapa di kategorikan 'teman terbaik'. Gue sulit untuk mengakui adanya 'sahabat'. Berbagai peristiwa tentang per-sahabat-an udah lalu lalang di hidup gue. Kalian semua pasti juga 'kan ya?

Soal cowok. Hmm, gue jarang ngomongin hal ini. Termasuk ke keluarga dan temen. Cowok yang gue kagumi itu.....entahlah. Gue gak tau, sumpeh. Jujur, gue kelas 9 dan mau naik ke SMA, tapi belom pernah ngerasain suka yang sampe, yah, galau dan baper-baperan. Suka sama orang sampe bawa hati banget, baper dan galau yang menyiksa. Big no. Tapi kalau pacaran...

Gue juga belum pernah, he..he. IYA GUE TAU, GUE JOMBLO, TAU KOK. Gue juga pengen kali pacaran unyu unyu. Tapi, di satu sisi, ngeliat mereka yang putus lah, digantungin lah, bosan dan jenuh, cukup bikin gue bingung.

Atau mungkin gue yang terlalu tertutup? Mungkin kali ya. Yang gue pikirin selama hidup gue: "Gue mesti happy dengan teman dan keluarga. Gue harus kejar cita-cita gue."

Kadang temen gue bilang, "Lo tertutup banget ama cowok. Padahal, gue yakin, gak mungkin gak ada yang suka sama lo. Kita semua di dunia pasti punya seorang penggemar. Tuh, Si -sensor- daritadi ngeliatin lo. Naksir pasti."

Kalian boleh bilang temen gue tadi campuran dari sok bijak, pede kelewatan, dan sok tau. Gue sendiri malu, sumpah. Yah, kalo gue, sih, gak mau terlalu menye tentang cowok. Gue jaga diri, dan itu pasti. Dan, gue tau, nanti pasti bakalan ada yang serius tentang ini.

CUKUP CURCOL NYA!

Well, guys, gue sangat berharap kalian mau berteman sama gue. Kalian bisa komen, share blog kalian, atau apapun supaya kita bisa berteman. Gue pasti akan balas dengan senaaaang hati! :)

Oke, sekian dulu deh ya. See you!

Regards,


Valey